Total Tayangan Halaman

Rabu, 28 Mei 2014

Renungan Sepuluh Terakhir Bulan Ramadhan


Oleh: Ust. Fuad Hamzah Baraba’, Lc
Nabi shalallahu alaihi wa sallam selalu bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir melebihi kesungguhan beliau pada hari2 yg lainnya.
Dan ini menunjukan bahwa beliau selalu bersungguh-sungguh dalam ibadah kapanpun, bahkan kesungguhan beliau semakin bertambah ketika memasuki sepuluh terakhir bulan ramadhan.
Aisyah radhiallahu anha mengatakan:
كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره، و أحيا ليليه، و أيقظ أهله.
(البخاري و مسلم).
Nabi shalallahu alaihi wa sallam apabila telah masuk sepuluh
terakhir bulan ramadhan
menguatkan sarungnnya
(bersungguh-sungguh), menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya. (HR. al-Bukhari&Muslim).
Bahkan tidak segan-segan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan putri dan menantunya.
Nabi shalallahu alaihi wa sallam
Mengetuk pintu mendatangi Fatimah dan Ali di malam hari, Beliau mengatakan kepada keduanya:
ألا تقومان فتصليان
Tidakkah kalian berdua bangun, untuk shalat.
Subhanallah, pemandangan yg sangat indah dalam keluarga kenabian.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata: (Fathul Bari: 4/270):
Faidah hadits idza dakhola al-’asyru, Dalam hadits ini terdapat antusias Nabi shalallahu alaihi wa sallam dalam bermudawamah shalat malam pada sepuluh terakhir, dan ini menunjukan akan anjuran untuk membaguskan akhir amalan, semoga Allah menutup untuk kita amal yg bagus, aamiin.
Tidak seperti kebanyakan orang saat ini yg justru menutup amalannya dengan sesuatu yg buruk, wal ‘iyadz billah.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan kita hamba-hambanya yg dapat menutup ramadhan dengan sebaik-baik amalan.
- – - – - – 〜✽〜- – - – - -

10 HARI TERAKHIR BULAN RAMADHAN


Ditulis oleh : أُسْتَاذُ Rochmad Supriyadi, Lc حفظه الله تعالى
Umat ini Allah muliakan dengan datangnya Ramadhan, bulan yang dapat membersihkan jiwa dari dosa dan perbuatan sia-sia.
Adapun orang yang beruntung menggunakan waktu-waktunya untuk tilawah, berbuat taat, menebar sedekah, sehingga mampu menyulap amal dan hatinya menjadi suci, meraih ampunan dan mendapatkan ridwan serta keridhoan.
Hampir – hampir bulan nan suci meninggalkan kita dan hanya tersisa 10 hari darinya. Termasuk petunjuk Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila masuk 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, Beliau menghidupkan malamnya untuk ibadah, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya”. (HR.Bukhary Muslim).
Dan diriwayatkan, “Bila datang Ramadhan Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh dalam ibadah tidak seperti di hari lainnya, dan bila memasuki 10 terakhir, lebih bersungguh-sungguh tidak di seperti hari Ramadhan biasanya”.( HR.Muslim).
Hasan Al-Basry berkata, “Tidaklah di suatu hari muncul fajar yang menyingsing, melainkan terdengar seruan dari langit, ‘Aku makhluk baru di hari ini, dan aku menjadi saksi atas amalmu, oleh karenanya berbekallah dengan kebajikan, sesungguhnya hari ini tidak akan terulang kembali selamanya”.
Di dalam malam yang sepuluh ini, Allah menyebutnya dengan malam yang penuh barokah, yang mana diturunkan padanya suatu surat yang terbaca hingga hari kiamat, yaitu firman-Nya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qodar). (QS. Al Qodr: 1).
Berkata Imam An Nakh’i, “Beramal di malamnya lebih mulia seribu bulan di waktu lainnya”.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qodar penuh keimanan dan hanya mencari pahala dari Allah semata, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau”. (HR.Bukhary Muslim).

Tentang bulan Rajab

Bagi yg ingin mengetahui seluk beluk bulan Rajab, amalan yg ada tuntunan atau tidak, silakan lihat pd link2 di http://www.rumaysho.com berikut ini :
1. DI BALIK BULAN RAJAB
» http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2602-di-balik-bulan-rajab.html
2. SHALAT RAGHAA-IB ADAKAH TUNTUNANNYA?
» http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2604-shalat-roghoib-shalat-yang-begitu-melelahkan.html
3. ADAKAH ANJURAN PUASA Di BLN RAJAB?
» http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2608-adakah-anjuran-puasa-di-bulan-rajab.html
4. PERAYAAN ISRO’ MI’RAJ
» http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/2615-perayaan-isro-miroj-27-rajab.html
5. Shahihkah Doa Allahumma Baarik Lanaa Fii Rojab
» http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3095-shahihkah-doa-qallahumma-baarik-laana-fii-rojab-q.html
6. Puasa Khusus di Bulan Rajab, Haditsnya Lemah dan Palsu
» http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3450-puasa-khusus-di-bulan-rajab-berdasarkan-hadits-dhoif-dan-palsu.html
Lebih baik link-link di atas disimpan di note sehingga sewaktu-waktu bisa kembali melihatnya.
Silakan disebarkan pada saudara, kerabat dan teman-teman BBM lainnya. جَزَاك اللهُ خَيْرًا

BULAN RAJAB, TELITI DAN ILMUI DULU SEBELUM BERAMAL

Bismillah.
LINK-LINK tentang BULAN RAJAB
Bismillah,
Di bulan Rajab ini, maka ada baiknya kita mengenali perkara2 amalan dan keyakinan yang banyak disandarkan manusia kepada bulan Rajab, yang mereka gencar mendakwahkannya, terutama melalui media Blackberry, tanpa mereka menelitinya dan mengilmui terlebih dahulu shahih atau tidaknya amalan2 dan keyakinan tsb.
SHALAT RAGHAIB DI BULAN RAJAB?
http://www.abuayaz.blogspot.com/2010/06/shalat-raghaib-di-bulan-rajab.html?m=1
SHAHIHKAH DOA BULAN RAJAB ?
http://www.abuayaz.blogspot.com/2010/06/shahihkah-doa-bulan-rajab.html?m=1
ADAKAH ANJURAN PUASA DI BULAN RAJAB ?
http://www.abuayaz.blogspot.com/2010/06/adakah-anjuran-puasa-di-bulan-rajab.html?m=1
HADITS-HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN SHALAT DAN PUASA DI BULAN RAJAB
http://www.abuayaz.blogspot.com/2010/05/hadits-hadits-palsu-tentang-keutamaan.html?m=1
BENARKAH ISRA’ MI’RAJ PADA TANGGAL 27 RAJAB??
http://www.abuayaz.blogspot.com/2010/05/benarkah-isra-miraj-pada-tanggal-27.html?m=1
Semoga bermanfaat.

Ada Apa Dengan Rajab?

Oleh : أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc – حفظه الله
Allah menciptakan 12 bulan dalam setahun..
Diantaranya adalah empat bulan haram..
Dzulqaidah, dzulhijjah, muharram dan rajab..
Allah melarang kita berbuat zalim di bulan bulan tersebut..
Padahal berbuat zalim di selain bulan itu di haramkan..
Namun..
Kezaliman di bulan bulan itu dilipat gandakan dosanya..
Sekarang di bulan Rajab..
Berhati-hatilah dari perbuatan zalim..
Kezaliman yang agung sering dilakukan di bulan ini..
Dengan menebar hadits hadits palsu seputar Rajab..
Seperti keutamaan tanggal 1 rajab, 2,3,4 dan seterusnya..
Seperti hadits: Rajab adalah bulan Allah..
Hadits tentang shalat raghaib..
Semua itu dusta atas nama Nabi..
Al Hafidz ibnu Hajar rahimahullah..
Telah menjelaskan dalam kitabnya: tabyinul ‘ajab..
Bahwa hadits hadits tentang keutamaan rajab adalah lemah dan palsu..
Ingatlah saudaraku sebuah hadits:
“Siapa yang sengaja berdusta atas namaku..
Hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya dalam api Neraka..
HR Bukhari Muslim dan lainnya..
Rajab memang bulan haram..
Namun tidak ada amalan khusus di bulan ini..
Tidak ada bedanya dengan bulan bulan haram lainnya..
Untuk memperbanyak amal ibadah dan menjauhi keharaman..
Semoga kita diberi kekuatan dan dilindungi dari berbuat zalim..
Aamiin

Bertaubat Dari Segala Dosa Dan Maksiat.

Dengan apa kita akan menyambut Ramadhan…?
Sangat disayangkan, sebagian orang tetap bergelimang dosa di bulan Ramadhan.
Dalam menggambarkan realita itu seorang penyair berkata:
Wahai engkau yang belum merasa puas berbuat dosa di bulan Rajab,,
Dan masih saja bermaksiat kepada Allah di bulan Sya’ban…
Sungguh telah datang keteduhan naungan bulan Ramadhan setelah keduanya,,
Maka, janganlah engkau menjadikannya pula sebagai bulan penuh dosa…
Bacalah Al-Qur’an, bersungguhlah dalam bertasbih dengan segala upayamu,,
Karena sesungguhnya Ramadhan adalah bulan tasbih, ibadah dan tilawatul Qur’an…
Betapa banyak engkau mengenal mereka yang telah berpuasa sebelum ini,,
Diantara sanak keluarga, para tetangga dan handai taulan…
Ternyata mereka telah dijemput oleh ajal kematian,,
dan menyisakan dirimu…
Dekat nian seorang yang masih hidup dengan yang telah tiada…
Suatu saat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَان ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
“… dan celaka seseorang yang mendapatkan bulan Ramadhan, kemudian melewatinya namun dosa-dosanya belum diampuni…” (Hasan Shahih, HR at-Tirmidzi: 3545)
Hendak menjadi hamba yang celaka ataukah bahagia…??
Tak perlu dijawab dengan ucapan…!!
Perbuatan kita yang akan menjelaskan…
@sahabatilmu




TUGAS Seorang MUKMIN Di Bulan Ramadhan

Ustadz Kholid Syamhudi
Tugas-tugas ini mencakup banyak persoalan hukum syar’i, yang meliputi seluruh amalan satu bulan yang penuh dengan amalan kebaikan dan ketaqwaan.
1. SHIYAM (puasa)
Shiyam (puasa) memiliki keutamaan yang sangat besar, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam pada hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullah,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ هُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلْفَةُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Semua amal perbuatan bani Adam adalah kepunyaan bani Adam sendiri, kecuali puasa. Puasa itu kepunyaanKu, dan Aku yang akan memberikan balasan. Maka, demi Dzat yang nyawa Muhammad ada ditanganNya, sungguh aroma mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum daripada minyak kasturi di sisi Allah.
2. QIYAMULAIL (Tarawih)
Sunnahnya dikerjakan secara berjama’ah selama bulan Ramadhan. Sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wassalam,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
Sesungguhnya barangsiapa yang shalat bersama imam sampai imam itu selesai, maka ditetapkan pahala baginya, seperti shalat sepanjang malam. [Hadits Riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Nashr dari Abu Dzar dengan sanad yang shahih.]
3. SHADAQOH.
Karena kedermawanan Rasululah Shallallahu’alaihi Wassalam paling menonjol pada bulan Ramadhan.[Muttafaq alaih.] Kedermawanan ini mencakup semua pengertian shadaqah dan semua jenis perbuatan baik. Karena kedermawanan itu banyak memberi dan sering memberi. [Lathaiful Ma’arif, halaman 173, karya Ibnu Rajab.]
4. MEMBERIKAN BUKA PUASA kepada orang yang berpuasa.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Barangsiapa yang memberikan makanan buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala, sebagaimana pahala orang yangberpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa. [Hadits diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dari Zaid bin Khalid, dengan sanad yang shahih.]
5. MEMBACA AL-QUR’AN.
Bulan Ramadhan, merupakan bulan Al Qur’an. Hal itu sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta’ala,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS Al Baqarah:185).
6. UMRAH
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Shallallahu’alaihi Wassalam, bahwasanya beliau bersabda,
عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً مَعِيْ
Umrah pada bulan Ramadhan sama dengan haji bersamaku.
7. MENCARI LAILATUL QADAR
Allah Ta’ala berfirman,
إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَآ أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌمِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu, apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS Al Qadar:1-3).
______
Penulis: Syaikh Ali Hasan Al Halabi Al Atsary diterjemahkan oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Baca lengkap disini http://m.klikuk.com/tugas-seorang-mukmin-di-bulan-ramadhan/
Sebarkan
Semoga bermanfaat
KlikUK.com
titan ilmu penyejuk qalbu

Mengenal Ramadhan

InsyaAllah secara berseri akan disampaikan keistimewaan-keistimewaan Bulan Ramadhan.
Sebagai penyemangat kita dalam menyambutnya.
Ramadhan…,
bulan yang dirindukan akan tiba.
Ramadhan…,
bulan agung nan mulia,
tak seorang pun sanggup mengingkari kemuliaannya.
Betapa tidak…?
Bulan sarat berkah, indah penuh rahmah. Di bulan Ramadhan, Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Al-Qur’an kitab mulia, sebagai petunjuk dan cahaya.
Di bulan Ramadhan, Allah subhanahu wa ta’ala menjanjikan ampunan terhadap dosa-dosa, memudahkan kebaikan serta melimpahkan pahala dan cinta kasihNya.
Seindah apakah Ramadhan…??
1. Ramadhan Bulan Kebaikan.
Segala jenis kebaikan berkumpul di Bulan Ramadhan. Sungguh merugi siapapun yang tak mampu merasakan keberkahan Ramadhan.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
إِذَا كَانَ أَوّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِدَتِ الشّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرّ أَقْصِرْ …
“Apabila tiba malam pertama bulan Ramadhan, para setan jahat serta jin pembangkang yang durjana dibelenggu.
Ditutup pintu-pintu neraka, maka tidak ada satu pun pintu neraka yang dibuka. Demikian pula dibuka pintu-pintu surga, sehingga tidak ada satu pun pintu surga yang ditutup.
Malaikat menyeru, “wahai pencari kebaikan, datanglah (menuju ketaatan Allah). Wahai pelaku keburukan, berhentilah (bertaubatlah dari kemaksiatan kepada Allah)…”
(Shahih, HR. Tirmidzi no: 682, Ibnu Majah: 1642)
Kami pun menyeru sejak saat ini,
“Wahai jiwa, latihlah diri dengan amal kebajikan. Berhentilah dari dosa dan kemaksiatan. Agar saat Ramadhan nanti, engkau telah terbiasa dan siap…”
@sahabatilmu

Ramadhan Bulan Keberkahan

Di Bulan Ramadhan, ganjaran pahala dilipatgandakan, pintu-pintu kebajikan di buka luas, pintu-pintu keburukan ditutup, barakah melimpah tak terhingga.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللهُ عَزّ وَجَلّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ، وَتُغَلّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ، لِلّهِ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah tiba bagi kalian bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Allah ‘Azza wa Jalla mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa.
Pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka jahim ditutup.
Setan durjana dibelenggu selama bulan ini.
Padanya Allah menentukan suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang terhalangi (mendapatkan) kebaikannya, maka dia telah merugi…”
[Shahih, HR. Nasa'i: 2106 dari Abu Hurairah radhiyyallahu 'anhu]
“Terbukanya pintu surga bermakna Allah memudahkan berbagai ketaatan di Bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Seorang hamba akan lebih sibuk beramal shalih daripada melakukan maksiat.
…Tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, mengakibatkan kala itu seseorang lebih mudah menjauhi maksiat..” (Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullah)
@sahabatilmu

Ramadhan Bulan Lailatul Qadar.

Malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ,
“(Malam) lailatul qadar
lebih baik dari seribu bulan” (QS. Al-Qadar: 97/2)
Syaikh al-’Utsaimin rahimahullah berkata,
“Malam Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keagungan dan kemuliaan. Dan juga takdir apa yang akan terjadi pada tahun tersebut, berkaitan dengan orang yang masih hidup, yang akan mati, maupun berkaitan dengan rizki serta lainnya..”
(Tafsir juz ‘Amma)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari akhir bulan Ramadhan”
[HR. Bukhari: 2017, Muslim: 2768 dari Aisyah radhiyyallahu 'anha]
Pada malam Lailatul Qadar, ganjaran pahala dilipatgandakan, rahmat dan barakah turun melimpah.
Suatu malam yang tidak didapatkan di bulan lainnya.
Tidakkah Anda merindukan Bulan Ramadhan…?
@sahabatilmu

Lailatul Qadr ‘Kan Menjelang

 Lailatul Qadr ‘Kan Menjelang 
Memasuki sepertiga terakhir Ramadhan, terdapat malam yang penuh kemuliaan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“(Malam) lailatul qadar
lebih baik dari seribu bulan” (QS. Al-Qadar: 2)
A. Jangan Ada Lagi Kesia-siaan.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam memberikan arahan,
من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه
“Diantara tanda baiknya ke-Islaman seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya..” (Hasan, HR at-Tirmidzi:2318, Shahih al-Adzkar)
Cukup sudah perburuan mencari baju baru..
Saatnya mengasah iman dengan semangat baru…
Sebagai lulusan Madrasah Ramadhan
B. Lailatul Qadr ‘kan Menjelang.
Apabila di hari-hari sebelumnya masih banyak perkara kebajikan terlewatkan.
Apabila di malam-malam berlalu, masih sering dilalui dengan canda dan tidur panjang.
Mari kuatkan tekad, kencangkan ikat pinggang.
Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertutur,
“Apabila telah tiba sepuluh malam terakhir Ramadhan, maka Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengencangkan ikatan sarung, mengidupkan malam serta membangunkan keluarganya (untuk beribadah)…”
(HR Bukhari: 2024, Muslim: 2779)
Yuks bersiap mulai sekarang…!!
@sahabatilmu

Kiat Menghidupkan Lailatul Qadr.


Berikut beberapa kiat sederhana:
1. Utamakan ibadah shalat malam.
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR Bukhari)
2. Apabila telah selesai shalat, lanjutkan dengan membaca al-Qur’an.
“Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at”
(HR Muslim)
3. Diperbolehkan berbincang dengan keluarga atau peserta i’tikaf sekedar melepas kepenatan.
4. Berwudhu
Selain dapat menyegarkan dan menghilangkan kantuk, berwudhu juga memiliki banyak keutamaan,
“Barangsiapa yang berwudhu kemudian membaguskan wudhunya, maka akan keluar kesalahan-kesalahan dari jasadnya bahkan hingga keluar dari bawah kuku-kukunya” (HR Muslim)
5. Beralihlah dengan kegiatan lain, semisal berdzikir, membaca buku-buku keislaman yang ringan.
8. Jangan lupa memperbanyak doa:
اللّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ (كَرِيْمٌ) تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha memberi Ampun dan Maha Pengasih. Engkau menyukai maaf, maka ampunilah aku” (Shahih, HR. Ibnu Majah: 3850, Tirmidzi: 3513)
8. Bergeserlah dari satu tempat ke tempat lain. Agar tidak terasa jenuh dan melepas kantuk.
9. Bila pun kantuk menyerang dahsyat, maka istrahatlah. Mata dan badan kita juga memiliki hak.
Berharaplah seperti harapan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku berharap pahala dari tidurku sebagaimana pahala yang aku harapkan dari shalat malamku” (HR Al-Bukhari, Muslim)
Juwaibir bertanya,
“Bagaimana pendapatmu tentang wanita nifas, haid, musafir, dan orang yang tertidur; apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari Lailatul Qadar?”
Adh-Dhahak rahimahullah menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Setiap orang yang Allah terima amalannya akan mendapatkan bagian Lailatul Qadar..” (Lathaiful Ma’arif: 341)
Semoga Allah menerima amal ibadah kita, di malam nan mulia…
@sahabatilmu

TUGAS Seorang MUKMIN Di Bulan Ramadhan

Ustadz Kholid Syamhudi
Tugas-tugas ini mencakup banyak persoalan hukum syar’i, yang meliputi seluruh amalan satu bulan yang penuh dengan amalan kebaikan dan ketaqwaan.
1. SHIYAM (puasa)
Shiyam (puasa) memiliki keutamaan yang sangat besar, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam pada hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullah,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ هُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلْفَةُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Semua amal perbuatan bani Adam adalah kepunyaan bani Adam sendiri, kecuali puasa. Puasa itu kepunyaanKu, dan Aku yang akan memberikan balasan. Maka, demi Dzat yang nyawa Muhammad ada ditanganNya, sungguh aroma mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum daripada minyak kasturi di sisi Allah.
2. QIYAMULAIL (Tarawih)
Sunnahnya dikerjakan secara berjama’ah selama bulan Ramadhan. Sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wassalam,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
Sesungguhnya barangsiapa yang shalat bersama imam sampai imam itu selesai, maka ditetapkan pahala baginya, seperti shalat sepanjang malam. [Hadits Riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Nashr dari Abu Dzar dengan sanad yang shahih.]
3. SHADAQOH.
Karena kedermawanan Rasululah Shallallahu’alaihi Wassalam paling menonjol pada bulan Ramadhan.[Muttafaq alaih.] Kedermawanan ini mencakup semua pengertian shadaqah dan semua jenis perbuatan baik. Karena kedermawanan itu banyak memberi dan sering memberi. [Lathaiful Ma’arif, halaman 173, karya Ibnu Rajab.]
4. MEMBERIKAN BUKA PUASA kepada orang yang berpuasa.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam bersabda,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Barangsiapa yang memberikan makanan buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala, sebagaimana pahala orang yangberpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa. [Hadits diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dari Zaid bin Khalid, dengan sanad yang shahih.]
5. MEMBACA AL-QUR’AN.
Bulan Ramadhan, merupakan bulan Al Qur’an. Hal itu sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta’ala,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS Al Baqarah:185).
6. UMRAH
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Shallallahu’alaihi Wassalam, bahwasanya beliau bersabda,
عُمْرَةٌ فِي رَمَضَانَ تَعْدِلُ حَجَّةً مَعِيْ
Umrah pada bulan Ramadhan sama dengan haji bersamaku.
7. MENCARI LAILATUL QADAR
Allah Ta’ala berfirman,
إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَآ أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌمِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu, apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS Al Qadar:1-3).
______
Penulis: Syaikh Ali Hasan Al Halabi Al Atsary diterjemahkan oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Baca lengkap disini http://m.klikuk.com/tugas-seorang-mukmin-di-bulan-ramadhan/
Sebarkan
Semoga bermanfaat
KlikUK.com
titan ilmu penyejuk qalbu



Seruan Pintu Ar-Rayyaan, Khusus Orang Berpuasa.

Di akhirat kelak ada banyak pintu memasuki surga.
Ada pintu jihad, pintu sedekah, dan lainnya.
Diantaranya ada pintu yang dikhususkan bagi orang yang gemar berpuasa, yakni ar-Rayyaan.
Dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idy radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ
“Sesungguhnya, di surga, ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyaan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melaluinya pada hari kiamat.
Tiada seorang pun yang melewatinya, selain mereka (yang berpuasa)
يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَدْخُلُونَ مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Dikatakan, “Di mana orang-orang yang berpuasa?”
Lalu mereka pun memasukinya.
Apabila (orang) terakhir dari mereka telah masuk, (pintu) dikunci sehingga tidak ada seorang pun yang melaluinya lagi…” (HR al-Bukhari dan Muslim)
Jika orang khusus diperkenankan memasuki pintu khusus, maka sungguh merupakan suatu kehormatan.
Bagaimana apabila itu adalah pintu Surga…?
@sahabatilmu

Kuburan, Awal Persinggahan Akhirat

Oleh : أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc – حفظه الله
Kuburan bukan tempat peristirahatan yang terakhir sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang, namun ia adalah awal persinggahan akhirat, dan kehidupan yang menentukan nasib hamba.
Hani Maula ‘Utsman berkata, “Utsman bin ‘Affan apabila berdiri di sisi kuburan, beliau menangis sampai basah janggutnya, lalu dikatakan kepadanya, ‘Engkau mengingat surga dan neraka tidak menangis, namun untuk ini anda menangis?’ Ia menjawab, ‘Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ.
‘Sesungguhnya kuburan adalah awal persinggahan akhirat, jika selamat darinya maka yang setelahnya akan lebih mudah darinya, dan jika tidak selamat maka yang setelahnya lebih berat darinya.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, ‘Tidak pernah aku melihat pemandangan yang amat mengerikan kecuali (siksa) kubur lebih mengerikan darinya.’” (HR Ibnu Majah)[1].
Ya, bagi orang yang beriman ia adalah tempat beristirahat dari penatnya kehidupan dunia, Abu Qatadah bin Rib’iyy Al Anshari berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرَّ عَلَيْهِ بِجِنَازَةٍ فَقَالَ مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاح­ُ مِنْهُ قَالَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلَادُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lewat padanya jenazah, beliau bersabda, ‘Ada yang beristirahat dan ada yang darinya beristirahat.’
Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah yang beristirahat dan siapakah yang darinya beristirahat?’ Beliau bersabda, ‘Hamba yang mukmin beristirahat dari kelelahan dunia dan kepenatannya menuju rahmat Allah, sedangkan hamba yang fajir beristirahat darinya para hamba, negeri-negeri, pepohonan dan binatang.’” (H.r. Bukhari dan Muslim).
Namun bagi orang fasiq terlebih orang kafir ia adalah tempat yang mengerikan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ
“Adapun orang kafir atau munafiq, ia akan mengatakan, ‘Saya tidak tahu, aku dahulu hanya mengucapkan apa yang diucapkan oleh manusia.’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Kamu tidak mengetahui dan tidak pula membaca!’ Kemudian ia dipukul dengan palu besi dengan sekali pukulan di antara dua telinganya, maka ia menjerit dengan jeritan yang didengar oleh (makhluk) yang ada disekitar kuburan, kecuali jinn dan manusia.’” (H.r. Bukhari).
Itu semua adalah kenyataan, bukan hanya omong kosong atau dongeng, setiap kita pasti akan meninggal dan dikembalikan kepada Allah Ta’ala, dan setiap kita benar-benar akan melihat balasan perbuatannya.
Maka, kewajiban kita adalah memikirkan apa yang akan kita siapkan untuk hari itu, ketika malaikat Munkar dan Nakir bertanya kepada kita; “Siapa Rabb-mu.. siapa nabimu.. dan apa agamamu..?” sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
فَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي قُبُورِكُمْ مِثْلَ أَوْ قَرِيبَ لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ يُقَالُ مَا عِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ أَوْ الْمُوقِنُ لَا أَدْرِي بِأَيِّهِمَا قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ­ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ ثَلَاثًا فَيُقَالُ نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوْ الْمُرْتَابُ لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ
“Diwahyukan kepadaku bahwa kamu akan difitnah (diuji) di dalam kuburan seperti atau mendekati fitnah Al Masih Dajjal, akan ditanyakan kepadanya, ‘Apa ilmumu tentang lelaki ini?’ Adapun orang yang beriman atau orang yang yakin akan berkata, ‘Ia adalah Muhammad utusan Allah, datang kepada kami membawa keterangan dan petunjuk, kamipun menjawab seruannya & mengikutinya, ia adalah Muhammad (3 kali).’ kemudian dikatakan kepadanya, ‘Tidurlah dgn tenang, kami telah mengetahui bahwa engkau meyakininya.’”
Adapun org munafiq atau org yg ragu, ia akan berkata, “Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka akupun mengatakannya“.­ (H.r. Bukhari).
Itulah keadaan di kuburan, maka tanyakanlah pd dirimu; apa persiapanmu menuju hari itu? Perbekalan apa yang telah dipersiapkan?? Ataukah dirimu masih dilalaikan dgn mengejar dunia dan perhiasannya?! Pdhal harta dunia tidak akan kita bawa ke kuburan.. yang kita bawa adalah amal shalih & ilmu yang bermanfaat.
Belum tibakah saatnya hati kita merasa takut kpd Allah?? Sampai kapan kita akan terus mengejar dunia & melupakan kehidupan akhirat?!.. ketika ajal menjemput, disanalah lisan mengucapkan penyesalan.. namun.. penyesalan di waktu itu sudah tidak ada manfaatnya..

BEGINILAH RASA TAKUT NABI DAN PARA ULAMA AS-SALAFUS SHOLIH TERHADAP API NERAKA


Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
 عن أَنس رضى اللّه عنه قال : خطب رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم خطبة ما سمعت مثلها قطّ ، فقال : لوتعلمون ما أَعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيرا ، قال : فغطّى أَصحاب رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم وجوههم لهم خنين (متفق عليه)
» Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ’anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah berkhutbah, dan saya belum pernah mendengarnya sama sekali. Beliau bersabda: “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan pasti akan banyak menangis.” Anas berkata: “(Tatkala mendengar khutbah yang demikian) para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menutupi muka mereka sambil menangis terisak-isak.” (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim).
» Di dalam riwayat lain, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. قَالُوا: وَمَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ.
“Demi (Allah) Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para shahabat bertanya: “Apa yang engkau lihat, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab: “Aku melihat surga dan neraka.” (HR. Muslim)
» Dan diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bertanya kepada malaikat Jibril alaihissalam; “Wahai Jibril, kenapa aku tidak pernah melihat malaikat Mikail tertawa. Maka Jibril alaihissalam menjawab: “Sesungguhnya malaikat Mikail itu tidak pernah tertawa semenjak diciptakannya api Neraka.”. (HR. Imam Ahmad, dan derajatnya dinyatakan Hasan oleh Syakh Al-Albani dari seluruh jalan periwayatannya).
» Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu pernah berkata: “Sekiranya ada yang berkumandang dari langit, ‘wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian semua akan masuk Surga kecuali satu orang saja’, maka aku merasa takut bahwa satu orang (yang dimaksud) itu adalah aku.”
» Pada suatu hari Al-Hasan Al-Bashri (seorang ulama tabi’in) rahimahullah pernah menangis, maka ditanyakan kepada beliau; “Wahai Abu Said, apa yang menyebabkanmu menangis?” Beliau menjawab: “Aku merasa takut besok (pada hari Kiamat) Allah subhanahu wata’ala akan mencampakkanku ke dalam api Neraka, lalu Dia tidak mempedulikanku lagi.”
» Yazid bin Kholsyan rahimahullah berkata: “Demi Allah, aku tidak penah melihat orang yang lebih besar rasa takutnya daripada Al-Hasan Al-Bashri dan Umar bin Abdul Aziz rahimahumallah. Mereka membayangkan seakan-akan Neraka tidaklah diciptakan oleh Allah melainkan untuk mereka berdua saja. Sehingga mereka senantiasa merasa takut kepadanya.”
» Imam Mujahid rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Neraka dunia akan mengingatkan Neraka akhirat. Kalau seorang hamba melihat Neraka dunia maka ia akan ingat Neraka akhirat ini yg disebutkan dalam firman Allah subhanahu wataa’ala (yg artinya: “Kami jadikan api itu untuk peringatan”. (QS. Al-Waqi’ah: 73).
» Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu terkadang dihidupkan untuk beliau api pada suatu malam, kemudian Umar mendekati api tersebut dan mendekatkan tangannya ke api tersebut, kemudian Umar berkata, “Wahai Ibnu Khoththob, apakah kamu mampu bersabar di atas api (dunia) ini?”
Bahkan di kalangan ulama As-Salaf As-Sholih ada yang tidak bisa tidur karena rasa takutnya terhadap api Neraka.
» Malik bin Dinar rahimahullah berkata: “Putri Ar-Robi’ bin Husain berkata kepada ayahnya: ‘wahai ayahku, kenapa engkau tidak tidur sementara manusia dalam keadaan tidur?’ Maka ia berkata kepada putrinya, ‘Wahai putriku, sesungguhnya api Neraka tidak membiarkan ayahmu tidur (nyenyak).”
Demikian hadits dan atsar (riwayat) yg memberitakan kepada kita tentang betapa besar rasa takut Nabi shallallahu alaihi wasallam dan para ulama as-Salaf As-Sholih rahimahullah terhadap kedahsyatan n kengerian api Neraka. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang banyak menangis karena takut kepada-Nya, dan semoga Allah melindungi kita semua dari azab api Neraka yg sangat pedih n membinasakan setiap penghuninya. آمِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ
(Klaten, 4 Juli 2013)

Kisah ” Abdurrahman bin Auf” radhiyallahu ‘anhu (Wafat 32 H)

Abdurrahman bin Auf bin Harits bin Zuhrah, seorang sahabat asal Quraisy dari suku Zuhri adalah di antara orang yang masuk Islam dari sejak permulaan Islam & termasuk sepuluh orang yang dijanjikan (dikabarkan) masuk surga oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam serta termasuk enam orang konsultan Nabi. Beliau mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk perang Badar. Beliau meninggal di Madinah & dimakamkan di Baqi`.
‘Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan sahabat yang mula-mula masuk Islam. Ia termasuk sepuluh orang sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasululah. Selain itu, ia juga termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah menggantikan Umar bin Khaththab. Ia adalah seorang mufti yang dipercaya Rasulullah untuk berfatwa di Madinah.
‘Abdurrahman bin Auf masuk Islam sebelum Rasulullah melakukan pembinaan (pengkaderan) di rumah shahabat Arqam bin Abi al-Arqam, kira-kira dua hari setelah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu masuk Islam.
Ketika hijrah ke Madinah, ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’ Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, salah seorang yang kaya lagi pemurah di Madinah. ‘Abdurrahman pernah ditawari Sa’ad untuk memilih salah satu dari dua kebunnya yang luas. Tapi, ‘Abdurrahman menolaknya. Ia hanya minta kpd Sa’ad ditunjuki lokasi pasar di Madinah.
Sejak itu, ‘Abdurahman bin ‘Auf berprofesi sebagai pedagang dan memperoleh keuntungan yang cukup besar. Omset dagangannya pun makin besar, sehingga ia dikenal sebagai pedagang yang sukses.
Tapi, kesuksesan itu tak membuatnya lupa diri. Ia tak pernah absen dalam setiap peperangan yang dipimpin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpidato membangkitkan semangat jihad & pengorbanan kaum Muslimin. Beliau berkata:“Bersedekahlah kalian, karena saya akan mengirim pasukan ke medan perang.”
Mendengar ucapan itu, ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu bergegas pulang dan segera kembali ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.“Wahai Rasulullah, saya mempunyai uang empat ribu. Dua ribu saya infakkan di jalan Allah, dan sisanya saya tinggalkan untuk keluarga saya.” ucap Abdurrahman. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakannya agar diberi keberkahan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membutuhkan banyak dana untuk menghadapi tentara Rum dalam perang Tabuk, ‘Abdurrahman bin ‘Auf menjadi salah satu pelopor dalam menyumbangkan dana. Ia menyerahkan dua ratus uqiyah emas. Melihat hal itu, Umar bin Khathab berbisik kepada Rasulullah:”Agaknya Abdurrahman berdosa, dia tidak meninggalkan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya.”
Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya kepada Abdurrahman:“Adakah engkau tinggalkan uang belanja untuk keluargamu?” Abdurrahman menjawab:“Ada, ya Rasulullah. Mereka saya tinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang saya sumbangkan.” “Berapa?” Tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. ‘Abdurrahman radhiyallahu ‘anhu menjawab: “Sebanyak rizki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah.” Subhanallah.
Sejak itu, rizki yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala terus mengalir bagaikan aliran sungai yang deras. ‘Abdurrahman bin ‘Auf rodiyallahu ‘anhu telah menjadi orang terkaya di Madinah.
Suatu hari, iring-iringan kafilah dagang Abdurrahman bin Auf yang terdiri dari 700 ekor unta yang dimuati bahan pangan, sandang, dan barang-barang kebutuhan penduduk tiba di Madinah. Terdengar suara gemuruh dan hiruk-pikuk, sehingga ‘Aisyah bertanya kepada seseorang:“Suara apakah itu?”
Orang itu menjawab:“Iring-iringan kafilah dagang Abdurrahman.”
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
“Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepada ‘Abdurrahman di dunia dan akhirat… Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa “Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak.”
Orang itu langsung menemui ‘Abdurrahman bin ‘Auf dan menceritakan apa yang didengarnya dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Bagai petir ia mendengar hal itu,
Ia bergegas menemui Aisyah radhiyallahu ‘anhu:
“Wahai Ummul Mukminin, apakah ibunda mendengar sendiri ucapan itu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”
“Ya,” jawab Aisyah radhiyallahu ‘anha.
“Seandainya aku sanggup, aku ingin memasuki surga dengan berjalan. Sudilah ibu menyaksikan, kafilah ini dengan seluruh kendaraan dan muatannya kuserahkan untuk jihad fi sabilillah.”
Sejak mendengar bahwa dirinya dijamin masuk surga walau dg merangkak, semangat berinfak dan bersedekahnya makin meningkat.. Dg harapan Allah memberinya jalan yg mudah dalam memasuki surga Tak kurang dari
40.000 dirham perak,
40.000 dinar emas,
500 ekor kuda perang,dan 1.500 ekor unta
ia sumbangan untuk peruangan menegakkan panji-panji Islam di muka bumi. Mendengar hal itu, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu mendoakan:“Semoga Allah memberinya minum dengan air dari telaga Salsabil (nama sebuah telaga di surga).”
Wahai saudaraku.. Siapakah yg menjamin diri kita ini masuk surga ??? Cinta dunia kita masih membelenggu tangan kita..
Menjelang akhir hayatnya, ‘Abdurrahman radhiyallahu ‘anhu pernah disuguhi makanan oleh seseorang — padahal ia sedang berpuasa. Sambil melihat makanan itu, ia berkata:“Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu syahid di medan perang. Dia lebih baik daripada saya. Waktu dikafan, jika kepalanya ditutup, maka kakinya terbuka. Dan jika kakinya ditutup, kepalanya terbuka. Kemudian Allah melapangkan dunia ini bagi kita seluas-luasnya. Sungguh, saya amat takut kalau-kalau pahala untuk kita disegerakan Allah di dunia ini.” Setelah itu, ia menangis tersedu-sedu.
‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu wafat dengan membawa amalnya yang banyak. Saat pemakamannya, Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:“Anda telah mendapat rahmat (kasih sayang) Allah, dan anda telah berhasil menundukan kepalsuan dunia. Semoga Allah senantiasa merahmati anda. Amin.”
Sumber: Biografi Ulama Ahli Sunnah terjemahan dari Shuwar min Hayaatis Shahabah, karya Doktor ‘Abdurrahman Ra’fat Basya. dengan sedikit editing.
Mari cerita tadi direnungkan..
Ternyata betapa kecilnya amalan kita..
Www.abu-riyadl.blogspot.com
Ditulis oleh: أُسْتَاذُ Abu Riyadl Nurcholis Majid, Lc – حفظه الله تعالى
Ma’hadul Qur’an

Inilah Sahabat Abu Bakar

Suatu hari, Rasulullah menganjurkan sahabatnya untuk bersedekah. Maka para sahabatpun berlomba-lomba untuk bersedekah.
Kala itu sahabat Umar bin Al Khatthab sedang memiliki kelapangan harta.Karenanya, beliau bertekad untuk mengungguli amalan sahabat Abu Bakar. Karenanya, beliau membawa separuh dari hartanya.
Setibanya di rumah Rasulullah, beliau bertanya kepada sahabat Umar: Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?
Sahabat Umar menjawab: aku sisihkan sejumlah harta yang serupa dengan yang aku bawa ini.
Tidak selang berapa lama, sahabat Abu Bakar datang dengan sedekahnya, yaitu seluruh harta yang ia miliki.
Tatkala Nabi shallallahu alaihi wa sallam menerima sedekahnya. Beliau bertanya: apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?
Sahabat Abu Bakar menjawab: Aku hanya menyisakan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka.
Sejak itulah, sahabat Umar berkata: sejak hari ini, aku tidak lagi berminat untuk menandingi sahabat Abu Bakar. ( Abu Dawud dan lainnya).
*Oleh: Ust. DR. Muhammad Arifin Badri, Lc. MA

Ummat Islam Yang Pada Hari Qiyamat Diusir Oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam

Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengisahkan:
Pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kuburan, lalu beliau mengucapkan salam:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ،
Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kuburan dari kaum mukminin, dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian.
Selanjutnya beliau bersabda: aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudaraku.
Mendengar ucapan ini, para sahabat keheranan, sehingga mereka bertanya: bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?
Rasulullah menjawab :
أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ»
Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah ummatku yang akan datang kelak.
Kembali para sahabat bertanya: wahai rasulullah, bagaimana engkau dapat mengenali ummatmu yang sampai saat ini belum terlahir?
Beliau menjawab:
أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلًا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلَا يَعْرِفُ خَيْلَهُ
Menurut pendapat kalian, andai ada org yg memiliki kuda yang di dahi & ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lainnya yang berwarna hitam legam, tidakkah org itu dapat mengenali kudanya?
Para sahabat menjawab : tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya.
Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan bersabda:
” فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنَ الْوُضُوءِ، وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ
Sejatinya ummatku pada hari qiyamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan & kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia.
Aku akan menanti ummatku di pinggir telagaku di alam mahsyar.
Dan ketahuilah bahwa akan ada dari ummatku yg diusir oleh malaikat, sebagaimana seekor onta yang tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga iapun diusir.
Melihat sebagian orang yang memiliki tanda-tanda pernah berwudlu, maka aku memanggil mereka: kemarilah.
Namun para malaikat yang mengusir mereka berkata:
فَيُقَالُ: إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ
sejatinya mereka sepeninggalmu telah merubah-rubah ajaranmu.
Mendapat penjelasan semacam ini, maka aku berkata :
سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي “
menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku merubah-rubah ajaranku. ( Bukhari Muslim)
Anda tidak ingin bernasib seperti mereka?
Tentu jawabannya: tidak.
Karena itu, mari kita menjaga kemurnian ajaran beliau dan mengamalkannya dengan seutuhnya tanpa ditambah atau dikurangi.
Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang mendapat syafaat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pada hari kiyamat kelak. Amiin.
Ditulis oleh Ustadz DR Muhammad Arifin Badri MA – حفظه الله

Titip Salam.

Saat berkunjung ke rumah kawan atau pun saudara, kita kerap mendapat titipan salam untuk disampaikan.
Sekedar basa-basi atau memang ada sunnahnya..?
A. Jibril Pun Titip Salam.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,
يا عائشة، هذا جبريل يقرأ عليكِ السّلام
“Wahai Aisyah, ini ada Jibril, dia menitipkan salam untukmu”
قالت: قلت: “وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ”
Aisyah berkata, “Aku menjawab:
“Wa ‘alaihissalam wa rahmatullah”
(semoga keselamatan dan rahmat Allah tercurah untuknya)”
(HR. al-Bukhari: 2217, Muslim: 2447)
Tatkala ada seseorang menyampaikan titipan salam Ayahnya kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam, maka beliau menjawab,
وَ عَلَيْكَ وَعَلَى أَبِيْكَ السَّلاَمَ.
“Wa ‘alaika wa ‘ala abikassalam
(semoga keselamatan tercurah kepadamu dan kepada ayahmu)…”
(Hadits Hasan, Shahih Abi Dawud: 5231)
B. Tata Cara Menjawab Titipan Salam
Imam al-Qurthubi rahimahullah bertutur,
“Ulama bersepakat bahwa memulai salam hukumnya sunnah yang sangat dianjurkan, sedangkan menjawab salam hukumnya wajib…”
(Tafsir Fath al-Qadir, surat an-Nisa ayat 86)
Ibnu Hajar rahimahullah berkata.
“Dan dianjurkan untuk mendoakan pula orang yang menyampaikan salam…” (Fath al-Bari 1/41)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Dan diantara tuntunan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah, apabila seseorang menyampaikan salam dari orang lain untuk beliau, maka beliau menjawab salam tersebut kepadanya dan kepada orang yang menyampaikannya…” (Zaadul Ma’ad 2/427)
Kesimpulan:
Ada dua cara menjawab titip salam:
1. Sesuai dengan ucapan salam.
2. Menambah dengan beberapa kata yang disyariatkan, semisal
عَلَيْك وَعَلَيه السَّلاَم
Mari budayakan salam.
Yang menyampaikan titipan salam, dapat pahala dan doa pula.
@sahabatilmu

Tebar Salam Siang Malam.

Termasuk syiar kaum muslimin adalah menebar salam.
Jangan malu kita mengucapkannya.
A. Kenal Tak Kenal.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
“Engkau memberi makan, dan mengucapkan salam kepada orang yang kau kenal maupun yang tidak kau kenal…” (HR. Al-Bukhari: 11, 27; Muslim: 39)
B. Tumbuh Saling Cinta.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidak akan sempurna iman hingga kalian saling mencintai.
Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan niscaya akan saling mencintai…?
Sebarkanlah salam di antara kalian….” (HR. Muslim: 54)
Imam An-Nawawi rahimahullah ta’ala menjelaskan,
“terdapat anjuran kuat untuk menebar salam dan menyampaikannya kepada segenap kaum muslimin, baik yang kalian kenal maupun tidak…” (Syarh Shahih Muslim)
Anda pernah melihat dua atau sekelompok orang bersama dalam satu majlis namun hati mereka tak menyatu…?
Bila saja mereka mau saling menebar salam, apalagi berjabat tangan, niscaya tumbuh rasa saling cinta.
Iri dan dengki pun sirna…
@sahabatilmu

KEUTAMAAN MENYEBARKAN SALAM DIANTARA KAUM MUSLIMIN

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
عن عبد الله بن عمرو أن رجلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم : أَيُّ الإِسْلاَمِ خيرٌ ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لـَمْ تَعْرِفُ. رواه البخاري
Dari Abdullah bin Amr (bin ‘Ash) radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: “Amalan Islam apakah yang
baik?” Beliau bersabda: “Engkau memberi makan (orang fakir n miskin), dan mengucapkan SALAM kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal.” (HR. Imam Al-Bukhari no. 28).
(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:
1. Mengucapkan SALAM dan membudayakannya diantara kaum muslimin merupakan salah satu amalan SUNNAH yg sangat dianjurkan di dlm agama Islam.
2. Hukum menjawab SALAM adalah WAJIB.
3. Ucapan SALAM yg syar’i dan sempurna ialah:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
“Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.”
» BOLEH juga mengucapkann SALAM dengan kalimat yg lebih singkat:
“Assalamu’alaikum warahmatullah” atau “Assalamu’alaikum”.
4. Mengucapkan Selamat pagi atau selamat sore atau selamat siang atau selamat malam (atau dlm bahasa Inggris “Good Morning, Good Afternoon, Good Night, Good By) bukanlah ucapan penghormatan yang disyari’atkan dalam Islam. Oleh karenanya, cukuplah bagi kita mengucapkan SALAM yg syar’i yg telah diajarkan oleh Allah n Rasul-Nya, karena di dalamnya terkandung makna doa kebaikan, yaitu:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
“Semoga Allah melimpahkan kepada kalian kesejahteraan (keselamatan), rahmat dan berkah-Nya.”
5. Sangat dianjurkan mengucapkan SALAM kepada orang yang kita kenal maupun yg belum kita kenal, jika kita yakin dia adalah seorang muslim. Karena hukum mengucapkan salam yg syar’I kepada orang NON MUSLIM hukumnya DILARANG dlm agama Islam.
6. Dibolehkan bagi kita menyampaikan SALAM kepada sesama muslim dengan isyarat tangan disertai mengucapkan SALAM jika kita mengira bahwa saudara kita tidak mendengar ucapan SALAM dr kita.
7. Dianjurkan pula mengucapkan SALAM ketika kita akan memulai pembicaraan dengan saudara kita melalui pesawat telpon maupun selainnya.
8. Menyebarkan n membudayakan ucapan SALAM diantara kaum muslimin merupakan sebab masuk Surga dengan selamat.
» Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam (yg artinya): “Wahai segenap manusia, sebarkanlah ucapan SALAM (diantara kalian), sambunglah tali silaturahmi, berilah makan (orang2 fakir n miskin, pent), dan lakukanlah sholat malam (tahajjud) ketika manusia pada tidur, niscaya kamu akan masuk Surga dengan selamat (n sejahtera).”
9. Menyebarkan n membudayakan ucapan SALAM diantara kaum muslimin merupakan sebab masuk tumbuhnya rasa saling mencintai diantara kaum muslimin.
» Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam (yg artinya): “Kalian tidak akan masuk Surga sehingga kalian beriman (kpd Allah). Dan kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sehingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kpd kalian tentang suatu amalan yg aapabila kalian melakukannya, niscaya kalian akan saling mencintai? (Beliau bersabda) : “Sebarkanlah ucapan SALAM diantara kalian.”
10. Anjuran memberi makan orang-orang fakir n miskin, karena hal ini jg termasuk salah satu amalan yg dapat memasukkan seorang hamba ke dalam Surga sbgmn disebutkan di dlm hadits shohih di atas (faedah no.8).
11. As-Salaam (السَّلاَمُ) merupakan salah satu nama diantara nama-nama Allah yg indah. Oleh karenanya, TIDAK BOLEH menamai anak dengan nama Allah tsb.
12. TIDAK BOLEH menyingkat kalimat SALAM dalam ucapan maupun tulisan, seperti: assalam wr.wb, atau “Ass. Wr. Wb” atau semisalnya, karena ini bukan kalimat salam yg syar’i n jg tidak terkandung di dlmnya makna doa kebaikan.
Demikian beberapa pelajaran penting dan Faedah ilmiyah yg dapat kita petik dari hadits shohih ini. Semoga menjadi tambahan ilmu yg bermanfaat bagi kita semua. (Klaten, 13 April 2013).

KEUTAMAAN SHOLAT TARAWIH BERDASARKAN HADITS-HADITS SHOHIH

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
Sholat Tarawih merupakan salah satu amal ibadah yang Allah syari’atkan bagi para hamba-Nya di bulan suci Romadhon. Dan hukum sholat Tarawih adalah SUNNAH sebagaimana yang disepakati oleh para ulama.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Yang dimaksud dengan qiyamu Ramadhan adalah sholat Tarawih, dan para ulama telah bersepakat bahwa sholat Tarawih itu hukumnya  mustahab (sunnah/dianjurkan).”. (Lihat Syarh Shohih Muslim VI/282, Dan kitab Al-Majmu’ III/526). 
(*) Keutamaan Shalat Tarawih
Pada beberapa Waktu yang lalu, kami telah memposting hadits PALSU tentang keutamaan sholat Tarawih Dari malam pertama hingga malam ketiga puluh (terakhir) dari bulan Romadhon. Maka pada kesempatan ini kami akan menyebutkan keutamaan sholat Tarawih berdasarkan hadits-hadits yang SHOHIH dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
(*) Keutamaan Pertama:
Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu bagi siapa saja yang melakukan sholat Tarawih dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dan ridho Allah semata. Bukan karena riya’ dan sum’ah (ingin dilihat dan didengar amal kebaikannya oleh orang lain.
Hal ini berdasarkan hadits SHOHIH berikut ini:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم : « مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah  shallallahu alaihi wasallam  bersabda: “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (yakni sholat malam pada bulan romadhon) karena iman dan mengharap pahala dan ridho Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. al-Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah sholat Tarawih.”
Ibnul Mundzir rahimahullah menerangkan berdasarkan nash (tekstual) hadits ini bahwa yang dimaksud “pengampunan terhadap dosa-dosa yang telah lalu dalam hadits ini adalah bisa mencakup dosa besar dan dosa kecil.
Sedangkan imam An Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksudkan pengampunan dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil saja. Karena dosa-dosa besar tidaklah diampuni dengan sebab melakukan amal-amal Sholih, akan tetapi hanya dengan melakukan taubah Nasuha, yakni taubah yang sempurna.

(*) Keutamaan Kedua:
Barangsiapa melaksanakan sholat Tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka akan dicatat baginya pahala seperti orang yang melakukan qiyamul lail semalam penuh.
Hal ini berdasarkan Hadits Shohih berikut ini:
Dari Abu Dzar rdhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda:
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
Artinya: “Sesungguhnya barangsiapa yang shalat (Tarawih) bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyamul lail satu malam penuh.” (HR. An-Nasai no.1605, At-Tirmidzi no.806, Ibnu Majah no.1327, dan selainnya. Dan hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh At-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani dalam Irwa’ Al-Gholil no. 447).
Demikian keutamaan sholat Tarawih berdasarkan hadits-hadits Shohih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Semoga Allah Ta’ala memberikan Taufiq dan pertolongan-Nya kepada kita semua untuk dapat istiqomah dalam melaksanakan sholat Tarawih dan ibadah lainnya di bulan Romadhon dan di bulan-bulan setelahnya. Amiin. (Klaten, 15 Juli 2013).

KEUTAMAAN QIYAMUL LAIL (SHOLAT TAHAJJUD)

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau  menjawab: “Sholat yang paling utama  setelah sholat fardhu adalah sholat (sunnah) di tengah malam (sholat Tahajjud).”. (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).
(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH YANG DAPAT DIAMBIL DARI HADITS INI:
(*) PELAJARAN PERTAMA:
MAKNA HADITS SECARA GLOBAL
Di dalam hadits yg Shohih ini Nabi shallallahu alaihi wasallam menerangkan kepada kita bahwa Qiyamul Lail atau sholat sunnah yang dikerjakan di malam hari seperti sholat Tahajjud dan Witir adalah sholat sunnah yang paling utama setelah sholat fardhu yang lima waktu.
(*) PELAJARAN KEDUA:
PENGERTIAN QIYAMUL-LAIL
Arti Qiyamul-Lail ialah menghidupkan malam dengan ibadah-ibadah. Namun, yg dimaksud Qiyamul-Lail di sini adalah suatu penamaan untuk semua sholat sunnah yang dikerjakan di waktu malam setelah sholat ‘isya hingga tiba waktu sholat Subuh.
Oleh karenanya, yang termasuk Qiyamul-Lail (sholat malam) adalah: Sholat Tahajjud, sholat Witir,dan sholat Tarawih.
(*) Sholat Tahajjud adalah sholat yg dilaksanakan oleh seseorang di malam hari setelah tidur. Akan tetapi, sholat Tahajjud jg BOLEH dikerjakan sebelum tidur jika ia merasa khawatir tidak bisa bangun di tengah malam kecuali setelah tiba waktu sholat Subuh.
(*) Sholat Witir adalah sholat malam yang jumlah roka’atnya ganjil, seperti 1, 3, 5, 7, 9, 11 roka’at, dst.
(*) Dan sholat Tarawih adalah sholat sunnah yang disyari’atkan hanya di bulan suci Romadhon.
(*) PELAJARAN KETIGA:
HUKUM QIYAMUL LAIL DAN DALILNYA
Qiyamul Lail merupakan salah satu sholat yang disyariatkan dalam Islam. Dan hukumnya adalah SUNNAH MUAKKADAH (sangat dianjurkan). Hal ini berdasarkan dalil-dalil syar’i berikut ini:
1. Firman Allah ta’ala:
 {يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4)} [المزمل / 1- 4].
Artinya: “Hai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (Yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan (tartil).” (QS. al-Muzzammil: 1-4).
2. Dan firman-Nya pula:
{وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (79)}
Artinya: “Dan pada sebagian malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.”. (QS : Al-Isro’ : 79).
3. Dan firman Allah ta’ala yang menerangkan sebagian sifat orang-orang yang bertakwa:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
Artinya: “Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.”. (QS. Adz-Dzaariyaat: 17).
4. Dan firman-Nya pula:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
Artinya: “Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS. Al-Insaan: 26).
5. Dan hadits shohih berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau  menjawab: “Shalat yang paling utama  setelah shalat fardhu adalah shalat (sunnah) di tengah malam (sholat tahajjud).”. (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).
6. Dan hadits-hadits shohih lainnya.
(*) PELAJARAN KEEMPAT:
PERKATAAN ULAMA SALAFUS SHOLIH TENTANG QIYAMUL-LAIL
(*) Dalam sebuah atsar (riwayat) disebutkan: apabila orang-orang telah tidur, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu bangun dan akan terdengar darinya sebuah suara seperti suara dengungan lebah sampai waktu sholat Subuh tiba.
(*) Seseorang bertanya kepada al-Hasan al-Bashri (seorang ulama Tabi’in): “Mengapa orang-orang yang sholat Tahajjud (Qiyamul-Lail) memiliki wajah paling cerah di antara manusia lainnya?”, ia menjawab: “Karena mereka menyendiri dengan (Allah) sang Maha Pengasih, lantas Dia mengenakan kepadanya cahaya dari cahaya-Nya.”
(*) Hasan Al-Bashri juga berkata: “Sesungguhnya seseorang benar-benar telah berbuat dosa sehingga dengan sebab itu ia terhalang (atau tidak mampu) untuk melaksanakan sholat Tahajjud (Qiyamul-Lail).”
(*) Seorang laki-laki berkata kepada salah seorang sholih: “Aku tidak bisa bangun untuk sholat Tahajjud, bagaimana cara mengatasinya?”, ia menjawab: “Janganlah engkau bermaksiat kepada-Nya pada waktu siang, sehingga Dia akan menjadikanmu bangun di waktu malam (untuk Qiyamul-Lail) di hadapan-Nya.”
(*) Diriwayatkan dari Sufyan ats-Tsauri. (Seorang ulama Tabi’in), bahwasanya ia berkata: “Aku tidak bisa sholat Tahajjud (Qiyamul-Lail) selama lima bulan disebabkan sebuah dosa yang pernah aku lakukan.”
(*) Ibnul Munkadir berkata: “Tidak ada tersisa kenikmatan di dunia ini kecuali tiga hal: Qiyamul-Lail (sholat Tahajud), bertemu saudara (seiman), dan sholat berjama’ah.”
(*) PELAJARAN KELIMA:
KEUTAMAAN QIYAMUL-LAIL
Oleh : Ust. Muhammad Wasitho
Qiyamul-Lail merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan sebagaimana diterangkan di dalm Al-Quran dan As-Sunnah. Berikut ini kami akan sebutkan beberapa keutamaannya, diantaranya:
1. Qiyamul-Lail merupakan sholat sunnah yang paling utama setelah sholat wajib yang 5 waktu.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم: أي الصلاة أفضل بعد المكتوبة؟ قال: (الصلاة في جوف الليل))
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Sholat apakah yang paling utama setelah sholat fardhu (yang lima waktu, pent) ?” beliau menjawab: ““Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah shalat di tengah malam (sholat tahajjud).” (Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dan Muslim).
2. Barangsiapa menunaikan Qiyamul-Lail, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya.
Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79).
Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan sebagai ibadah tathowwu’. (sunnah) bagi umat beliau.” (Lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: III/54-55).
3. Melaksanakan Qiyamul Lail itu adalah kebiasaan orang-orang sholih dan calon penghuni Surga.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ , آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ , كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ * وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 15-18).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّيْ مِنَ
“Sebaik-baik orang adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, pent) seandainya ia mau sholat di waktu malam.”. (HR. Muslim No. 2478 dan 2479).
Dan diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menasihatiku dengan sabdanya:
يا عبد الله لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام الليل
“Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si fulan, ia dahulu mengerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.” (HR. Imam al-Bukhari III/31, dan Muslim II/185).
4. Mengerjakan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) adalah salah satu sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan terhindar dari dosa-dosa.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِـحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ.
“Hendaklah kalian melakukan sholat malam karena ia adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, ia sebagai amal taqorrub bagi kalian kepada Allah, menjauhkan dosa, dan penghapus kesalahan.”. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (no. 3549), al-Hakim (I/308), dan al-Baihaqi (II/502), dari jalan Shahabat Abu Umamah al-Bahili radhiyallaahu anhu).
5. Mengerjakan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) merupakan kemuliaan dan kewibawaan bagi seorang Mukmin.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
أَتَانِـيْ جِبْـرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُـحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ.
“Malaikat Jibril mendatangiku, lalu berkata: “Hai Muhammad, hiduplah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan mati. Cintailah seseorang sekehendakmu karena kamu (pasti) akan berpisah dengannya. Dan beramallah sekehendakmu karena kamu (pasti) akan diberi balasan (oleh Allah pd hari Kiamat, pent). Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang Mukmin itu ada pada sholat malamnya, dan ia tidak merasa butuh kepada manusia.” (Diriwayatkan oleh al-Hakim IV/325, dan ia menshohihkannya, serta disepakati oleh imam adz-Dzahabi. Derajat Hadits ini dinyatakan HASAN oleh al-Mundziri dalam at-Targhiib wa at-Tarhiib I/640, dan Syaikh al-Albani dalam Silsilah Al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 831).
6. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat Tahjjud) dengan niat ikhlas karena Allah semata dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka ia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Namun sebaliknya, barangsiapa yang meninggalkan Qiyamul Lail (sholat Tahajjud), Maka dia akan bangun di pagi hari dalam keaadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholih.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang, maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan mengingat Allah, maka lepaslah satu tali ikatan. Lalu jika dia berwudhu, maka lepaslah tali ikatan yang lainnya. Dan jika dia mendirikan sholat (malam), maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat & baik jiwanya. Namun bila dia tak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek & menjadi malas beraktifitas”. (HR. Imam Al-Bukhari no. 1142, & Muslim no. 776).
Dan pada suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tentang seseorang yang tidur semalam suntuk hingga pagi (yakni tiba waktu Subuh tanpa melakukan Qiyamul-Lail, pent), maka beliau bersabda:
ذاك رجل بال الشيطان في أذنيه
“Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim).
7. Barangsiapa yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat Tahajjud), maka ia berkesempatan mendapatkan 1/3 (sepertiga) malam terakhir yang merupakan waktu dimana doa akan dikabulkan, dan dosa-dosa akan diampuni Allah Ta’ala bila ia memohon ampunan kepada-Nya.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata: Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya di waktu malam terdapat suatu saat, tidaklah seorang muslim mendapati saat itu, lalu dia memohon kebaikan kepada Allah Ta’ala dari urusan dunia maupun akhirat, melainkan Allah akan memberikannya kepadanya. Demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. Muslim no. 757).
Di dalam hadits shohih yg lain disebutkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda (yg artinya):
“Rabb kita (Allah tabaroka wata’ala) turun setiap malam ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya. Barangsiapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya. Dan barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” (HR. Imam al-Bukhari).
8. Orang yang mengerjakan Qiyamul Lail secara kontinue (istiqomah) akan digolongkan ke dalam golongan orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:
مَنْ اسْتَيْقَظَ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا مِنْ الذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ
“Barangsiapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya, kemudian mereka berdua melaksanakan shalat dua rakaat, maka mereka berdua akan digolongkan ke dalam golongan para lelaki dan para wanita yang banyak berdzikir (mengingat) kepada Allah.”. (HR. Abu Daud no. 1309, Ibnu Majah no. 1335, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh Al-Albani di dalam Misykaatu al-Mashoobiih: I/390).
Demikian beberapa keutamaan Qiyamul-Lail (sholat Tahajjud) yang dapat kami sebutkan. Semoga Allah Ta’ala memberikn taufiq dan kemudahan kepada kita semua agar bersemngat dalam mengerjakannya dengan istiqomah hingga akhir hayat.

Selasa, 27 Mei 2014

Soal Manusia dan Keindahan

26 May
indah
1. apa bedanya keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dengan sebuah benda tertentu yg indah (terlihat)?
Perbedaannya terletak pada segi pemahaman terhadap keindahan tersebut. Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak bersifat nonrealistik yang terdapat dalam keindahan tersebut yang tidak dapat dimengerti secara umum dan tidak dapat digambarkan secara realitas, sedangkan keindahan bendatertentu yang indah dapat terlihat dan dipahami secara langsung atau secara luas oleh masyarakat karena keindahan tersebut dapat digambarkan sebagai keindahan secaar umum.
2. Apa bedanya nilai intrinsik dan ekstrinsik?
Nilai intrinsik yaitu sifat dari suatu hal, berisi pesan ataupun tujuan yang bersifat tersirat. Sedangkan nilai ekstrinsik adalah nilai yang hanya bersifat alat atau membantu juga bersifat tersurat atau tampak.
3. Jelaskan pengertian dari kontemplasi dan ekstansi !
Kontemplasi diartikan sebagai renungan secara fokus atau pikiran penuh dengan tujuan untuk mencari suatu pesan dari sesuatu yang terlihat untuk menciptakan suatu keindahan.

Manusia dan Pandangan Hidup

26 May

Pengertian Pandangan hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a.      Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
b.      Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara.
c.       Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.

Cita-Cita
Menurut kamus umum bahasa Indonesia cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Manusia dan Tanggungjawab

26 May

Tanggungjawab
Tanggungjawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga.  Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepada Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau qurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesama kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.

Manusia dan Harapan

03 Jun
hope
Harapan
Harapan adalah suatu keinginan yang ingin dapat menjadi kenyataan. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Harapan tidak hanya kepada diri sendiri atau harapan untuk hidup di masa mendatang tetapi orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung  pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran; dasar pribadi subyektif untuk perilaku individu.
Kebenaran
Kebenaran itu adalah kenyataan, namun kenyataan itu tidak selalu seharusnya terjadi, kenyataan yang terjadi bisa saja berbentuk ketidakbenaran(keburukan). Maka kebenaran memiliki 2 pengertian, yaitu kebenaran yang benar – benar terjadi, dan kebenaran dalam arti lawan keburukan (ketidakbenaran).
Teori kebenaran menurut filsafat :
a.      Teori koherensi : suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya yang sudah dianggap benar.
b.      Teori korespondensi : teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
c.       Teori pragmatis: Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
Jenis – jenis kebenaran :
1. Kebenaran epistemologi
Yaitu kebenaran yang berkaitan dengan pengetahuan.
2. Kebenaran ontologis
Yaitu kebenaran yang berkaitan dengan sesuatu yang ada atau diadakan.
3. Kebenaran semantis
Yaitu kebenaran yang berkaitan dengan bahasa dan tutur kata.
About these ads

membuat data mahasiswa menggunakan c++

bingung mau mulai dengan kata apa,
tapi yang jelas pada postingan kali ini, sesuai dengan judulnya,
dan karna saya orangnya baik dan suka berbagi ( lebay mode : ON) :D ;;
maka saya akan kasi source code program yang dimana kita bisa membuat data mahasiswa dengan program tersebut, ....
capcus ......


#include <conio.h>
#include <iostream.h>
#include <stdio.h>

//membuat struct mahasiswa
struct mahasiswa{
 char nim[9];
   char nama[30];
   char kelas[4];
   float nilai;
};

mahasiswa mhs[100];
int jmlMhs=1;

//Menu Utama
void menuUtama(){
 clrscr();
   cout<<"------------------\n";
   cout<<"    MENU UTAMA    \n";
 cout<<"------------------\n\n";
   cout<<"   [1] Input Data Mahasiswa\n";
 cout<<"   [2] Tampilkan Data Mahasiswa\n";
   cout<<"   [3] Keluar\n\n";
   cout<<"------------------\n";
 cout<<"Pilihan : ";
}

//input data mahasiswa
void inputData(){
   char pil;
 clrscr();
 cout<<"-------------------------------\n";
   cout<<" Input Data Mahasiswa ke ["<<jmlMhs<<"]    \n";
   cout<<"-------------------------------\n\n";
   cout<<" -> NIM   : ";
   gets(mhs[jmlMhs].nim);
   cout<<" -> Nama  : ";
   gets(mhs[jmlMhs].nama);
   cout<<" -> Kelas : ";
   gets(mhs[jmlMhs].kelas);
   cout<<" -> Nilai : ";
   cin>>mhs[jmlMhs].nilai;
   cout<<endl<<endl;
   jmlMhs++;
   cout<<"Input data lagi (Y/N)? :";
 cin>>pil;
   if (pil=='Y' || pil=='y')
    inputData();
   else
    menuUtama();
}

void tampilData(){
 clrscr();
 cout<<"-------------------------------\n";
   cout<<"     Tampil Data Mahasiswa     \n";
   cout<<"-------------------------------\n\n";
 cout<<"---------------------------------------------------------\n";
   gotoxy(1,6);
   cout<<"| NIM ";
   gotoxy(15,6);
   cout<<"| Nama ";
   gotoxy(40,6);
   cout<<"| Kelas ";
   gotoxy(49,6);
   cout<<"| Nilai ";
   gotoxy(57,6);
   cout<<"|";
   cout<<endl;
 cout<<"-----------------------------"
     <<"----------------------------\n";
   for (int i=1; i<jmlMhs; i++){
    gotoxy(1,i+7);
    cout<<"| "<<mhs[i].nim;
    gotoxy(15,i+7);
    cout<<"| "<<mhs[i].nama;
    gotoxy(40,i+7);
    cout<<"| "<<mhs[i].kelas;
    gotoxy(49,i+7);
    cout<<"| "<<mhs[i].nilai;
    gotoxy(57,i+7);
    cout<<"|";
    cout<<endl;
   }
 cout<<"------------------------------"
     <<"---------------------------\n\n";
   cout<<"Tekan sembarang tombol untuk "
       <<"kembali ke menu utama...";
   getch();
}

void main(){
 int pil;
 do {
  menuUtama();
      cin>>pil;
      switch (pil){
       case 1 :
          inputData();
            break;
         case 2 :
          tampilData();
            break;
         case 3 :
          break;
      }
   }while(pil!=3);
}

Selasa, Mei 28, 2014

Rokok Bukti Cinta?

Entah dari mana mulainya, tahu-tahu pembicaraan menyentuh kata 'rokok'. Saya kemudian bertanya kepada salah seorang kawan berjenis kelamin perempuan yang duduk di depan saya. "Eh, cowok baru kamu yang sekarang ngerokok nggak?".

"Iya...", katanya.

Setahu saya, cowok sebelumnya dari teman saya ini tidak merokok.

"Terus, kalau cowok kamu yang sekarang ngerokok, gimana perasaanmu?".

"Ya sebenernya aku pengennya dia nggak ngerokok. Tapi kan aku jadian sama dia udah dalam keadaan dia ngerokok, ya aku terima dia apa adanya...", jawab dia.

"Lalu, apa keinginanmu yang terdalam?", tanyaku.

"Ya pengennya dia nggak ngerokok...".

"Aku pengen tahu apa yang ada di pikiranmu tentang bahayanya merokok..."

"Merokok merusak kesehatan. Bisa membahayakan jantung dan janin."

"Mengapa kamu pengen dia nggak merokok?"

"Kehidupan yang lebih sehat sekarang dan di masa depan nanti, terutama kalau udah punya anak"

"Yakin?"

"Yakin !"

"Orang ngerokok hidupnya berkah nggak?"

"Selama tidak mengganggu orang lain kan hidupnya berkah"

"Orang ngerokok mengganggu orang lain nggak?"

"Hmmm ... Ya iya sih ..."

"Apa yang dicari orang ngerokok?"

"Kenikmatan kali..."

"Kenikmatan buat siapa?"

"Ya buat dirinya ..."

"Kenikmatan juga buat orang yang ada di dekatnya?"

"Ya pasti nggak lah ... keganggu sama bau dan asap..."

"Berarti orang yang merokok peduli dengan orang lain? Trus kalau orang nggak peduli sama orang lain namanya apa?"

"Egois .... Hmm, tapi kan dia bisa merokok di tempat lain atau smoking area?"

"Apakah orang merokok itu mencintai tubuh yang diamanahkan Tuhan?"

"Hmmm ... menurutku tidak..."

"Mengapa?"

"Karena dia sudah meracuni tubuhnya sendiri...Tapi dia sudah kecanduan, susah dihentikan..."

"Dia kecanduan rokok, atau kecanduan perasaan yang ditimbulkan akibat merokok?"

"Maksudmu? Aku belum ngerti..."

"Apa yang dia dapatkan dari merokok?"

"Ya itu, kenikmatan, kesenangan, ketenangan.."

"Tapi dia tahu dampak dan bahaya merokok?"

"Ya tau lah..."

"Dia tahu bahayanya merokok terhadap perokok pasif, kamu, anak-anakmu nanti?"

"Sepertinya tau lah ..."

"Berarti yang dia cari dan kejar kenikmatan rasanya itu kan? Dan itu dia lakukan dengan cara meracuni tubuhnya sendiri. Dia lebih ngebela perasaannya daripada pikirannya.  Itu bukan mendzalimi diri sendiri ya?"

"Hmmm ... "

"Bagaimana mungkin dia akan mencintai kamu kalau sama dirinya sendiri nggak mencintai?"

"Trus, aku musti gimana dong?"

"Kamu maunya dia ngerokok nggak?"

"Ya pengennya nggak ngerokok..."

"Ya minta aja dia nggak ngerokok..."

"Nanti dia marah..."

"Dia mencintai kamu?"

"Iya..."

"Kalau dia mencintaimu, kok dia akan marah dengan permintaanmu? Kalau dia sampai marah dengan keinginanmu ini, artinya dia mencintai kamu, atau mencintai nafsunya sendiri?"

"..............."

"Kamu siap dan bersedia hidup dengan orang seperti itu?"

"................"

"Kalau kamu membiarkan dia merokok, sementara kamu inginnya dia tidak merokok demi kebaikan semuanya sekarang dan masa depan, lalu karena kamu takut dia marah kamu tidak mau menyampaikan permintaanmu itu, itu berarti kamu telah memutuskan untuk diam, maka nanti kalau ada apa-apa kamu bertanggungjawab juga. Ciri orang bertanggungjawab adalah tidak mengeluh setelah keputusan itu, dan kamu tinggal pertanggungjawabkan saja keputusanmu itu di hadapanNya nanti...".

"..............." ***