Total Tayangan Halaman

Rabu, 28 Mei 2014

Kuburan, Awal Persinggahan Akhirat

Oleh : أُسْتَاذُ Abu Yahya Badrusalam, Lc – حفظه الله
Kuburan bukan tempat peristirahatan yang terakhir sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang, namun ia adalah awal persinggahan akhirat, dan kehidupan yang menentukan nasib hamba.
Hani Maula ‘Utsman berkata, “Utsman bin ‘Affan apabila berdiri di sisi kuburan, beliau menangis sampai basah janggutnya, lalu dikatakan kepadanya, ‘Engkau mengingat surga dan neraka tidak menangis, namun untuk ini anda menangis?’ Ia menjawab, ‘Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ.
‘Sesungguhnya kuburan adalah awal persinggahan akhirat, jika selamat darinya maka yang setelahnya akan lebih mudah darinya, dan jika tidak selamat maka yang setelahnya lebih berat darinya.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, ‘Tidak pernah aku melihat pemandangan yang amat mengerikan kecuali (siksa) kubur lebih mengerikan darinya.’” (HR Ibnu Majah)[1].
Ya, bagi orang yang beriman ia adalah tempat beristirahat dari penatnya kehidupan dunia, Abu Qatadah bin Rib’iyy Al Anshari berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرَّ عَلَيْهِ بِجِنَازَةٍ فَقَالَ مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاح­ُ مِنْهُ قَالَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلَادُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lewat padanya jenazah, beliau bersabda, ‘Ada yang beristirahat dan ada yang darinya beristirahat.’
Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah yang beristirahat dan siapakah yang darinya beristirahat?’ Beliau bersabda, ‘Hamba yang mukmin beristirahat dari kelelahan dunia dan kepenatannya menuju rahmat Allah, sedangkan hamba yang fajir beristirahat darinya para hamba, negeri-negeri, pepohonan dan binatang.’” (H.r. Bukhari dan Muslim).
Namun bagi orang fasiq terlebih orang kafir ia adalah tempat yang mengerikan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ
“Adapun orang kafir atau munafiq, ia akan mengatakan, ‘Saya tidak tahu, aku dahulu hanya mengucapkan apa yang diucapkan oleh manusia.’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Kamu tidak mengetahui dan tidak pula membaca!’ Kemudian ia dipukul dengan palu besi dengan sekali pukulan di antara dua telinganya, maka ia menjerit dengan jeritan yang didengar oleh (makhluk) yang ada disekitar kuburan, kecuali jinn dan manusia.’” (H.r. Bukhari).
Itu semua adalah kenyataan, bukan hanya omong kosong atau dongeng, setiap kita pasti akan meninggal dan dikembalikan kepada Allah Ta’ala, dan setiap kita benar-benar akan melihat balasan perbuatannya.
Maka, kewajiban kita adalah memikirkan apa yang akan kita siapkan untuk hari itu, ketika malaikat Munkar dan Nakir bertanya kepada kita; “Siapa Rabb-mu.. siapa nabimu.. dan apa agamamu..?” sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
فَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي قُبُورِكُمْ مِثْلَ أَوْ قَرِيبَ لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ يُقَالُ مَا عِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ أَوْ الْمُوقِنُ لَا أَدْرِي بِأَيِّهِمَا قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ­ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ ثَلَاثًا فَيُقَالُ نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوْ الْمُرْتَابُ لَا أَدْرِي أَيَّ ذَلِكَ قَالَتْ أَسْمَاءُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ
“Diwahyukan kepadaku bahwa kamu akan difitnah (diuji) di dalam kuburan seperti atau mendekati fitnah Al Masih Dajjal, akan ditanyakan kepadanya, ‘Apa ilmumu tentang lelaki ini?’ Adapun orang yang beriman atau orang yang yakin akan berkata, ‘Ia adalah Muhammad utusan Allah, datang kepada kami membawa keterangan dan petunjuk, kamipun menjawab seruannya & mengikutinya, ia adalah Muhammad (3 kali).’ kemudian dikatakan kepadanya, ‘Tidurlah dgn tenang, kami telah mengetahui bahwa engkau meyakininya.’”
Adapun org munafiq atau org yg ragu, ia akan berkata, “Aku tidak tahu, aku mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, maka akupun mengatakannya“.­ (H.r. Bukhari).
Itulah keadaan di kuburan, maka tanyakanlah pd dirimu; apa persiapanmu menuju hari itu? Perbekalan apa yang telah dipersiapkan?? Ataukah dirimu masih dilalaikan dgn mengejar dunia dan perhiasannya?! Pdhal harta dunia tidak akan kita bawa ke kuburan.. yang kita bawa adalah amal shalih & ilmu yang bermanfaat.
Belum tibakah saatnya hati kita merasa takut kpd Allah?? Sampai kapan kita akan terus mengejar dunia & melupakan kehidupan akhirat?!.. ketika ajal menjemput, disanalah lisan mengucapkan penyesalan.. namun.. penyesalan di waktu itu sudah tidak ada manfaatnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar